"Saya kira selama ini potensi yang ada sudah baik dan bagus, kendati demikian keterampilan dalam menghadapi wabah perlu diasah lagi, sehingga nanti kalau ada sesuatu yang mendadak tidak tergagap gagap," tegasnya.
Terakhir drh Teguh menyampaikan, pelatihan di setiap daerah berbeda prakteknya karena penyakit yang dihadapi pun berbeda, nanti akan ada semacam skenario diberikan kepada para peserta. Kemudian melakukan investigasi penyakit apa, skenario ini disesuaikan dengan kejadian di wilayah, terkait dengan Brebes Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar sapi.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes drh Ismu Subroto menyampaikan, pelatihan merupakan upaya menyiapkan tenaga kesehatan hewan yang kompeten dalam deteksi dini penyakit hewan.
"Kali ini Brebes ikut berpartisipasi dengan menjadi lokasi pelatihan, hal ini merupakan tindak lanjut dari audiensi antara Pj Bupati Brebes dengan Dekan FKH UGM pada 8 Desember 2023 lalu," jelasnya.
Kata drh Ismu, peserta pelatihan berjumlah 30 dokter hewan, dari Brebes 4 orang, 26 orang dari luar daerah, ada yang bertugas di dinas juga praktek mandiri. Pelatihan menitikberatkan pada langkah-langkah investigasi penyakit hewan.
"Berlangsung mulai hari ini, Jumat 12 sampai 15 Januari. Semoga pelatihan berjalan baik dan lancar," ucapnya.
drh Ismu berharap, setelah mendapatkan pelatihan tenaga kesehatan hewan DPKH Brebes dapat melakukan pengendalian dan pencegahan penyakit hewan dengan basis surveilans dan epidemiologi secara rutin, sebagai bentuk deteksi dini dan antisipasi terhadap masuknya penyakit hewan di Kabupaten Brebes.***