SEPUTAR PANTURA - Gedung baru RSUD dr Soesilo Slawi yakni Gedung Pelayanan Terpadu IGD Ponek dan Skybridge RSUD beberapa waktu lalu akhirnya diresmikan Bupati Tegal, Umi Azizah. Peresmian tersebut ditandai dengan pengguntingan pita dan balon di Gedung Pelayanan Terpadu IGD Ponek RSUD dr Soeselo.
Gedung yang dibangun oleh persatuan pabrik gula di Tegal ada tahun 1915 dibawah pengelola Pemerintah Hindia Belanda, akhirnya berkembang pesat yang sebelumnya secara historis bernama Klinik Kesehatan Doekuhwringin.
Pembangunan klinik yang diketahui secara patungan itu, kemudian diserahkan oleh Pemerintah Militer Belanda ke Pemerintah Indonesia yang kemudian dinaikkan statusnya mejadi rumah sakit yang bernama Rumah Sakit Doekuhwringin.
Baca Juga: Civitas Hospitalia RSUD Suradadi Tingkatkan Mutu Pelayanan, Ini Kata Sekda Kabupaten Tegal
Pengamat Sejarah, Sudanto Ponco Sularso bercerita bahwa Rumah Sakit yang diberi nama 'Dockochwringin' (dulunya), merupakan salah satu rumah sakit terbesar di eks Karesidenan Pekalongan.
"Menurut catatan sejarah Belanda, dulu, rumah sakit ini dibangun untuk melayani staf pabrik, yang kemudian berkembang melayani warga lainnya yang membutuhkan pengobatan," katanya.
Namun, rumah sakit ini pernah jatuh bangun, dimana saat itu, setelah berdirinya rumah sakit tersebut pernah mengalami peristiwa pencurian obat-obatan dan sejumlah inventaris lainnya oleh Jepang. Tak hanya itu, bahkan pengelola rumah sakit juga jatuh ke tangan Jepang.
Baca Juga: Bupati Tegal Minta Partai Politik Transparan Kelola Dana Bantuan
Meski demikian, rumah sakit yang jatuh kepada orang yang tidak bertanggung jawab tak bertahan lama, Jepang pun akhirnya menyerah. Akan tetapi, keadaan rumah sakit menjadi sangat memprihatinkan.
Di tahun 1948, rumah sakit tersebut kembali dilirik oleh Asisten Residen Tegal. Dimana, berkat dukungan dana, pembangunan ataupun rehab kembali dimulai pada Maret-April tahun 1948.