SEPUTAR PANTURA - Rumah Sakit Islam (RSI) Muhamadiyah Tegal akhirnya resmi mengumumkan website baru. Peluncuran website baru tersebut dibarengi dengan peringatan Nuzulul Quran RSI PKU Muhammadiyah Tegal di rumah sakit setempat.
Direktur RSI PKU Muhammadiyah Tegal, dr Arief Darmawan mengatakan, peluncuran website dengan dominan pkutegal.com ini memiliki tampilan yang lebih variatif. Dimana, tampilan tersebut adalah untuk mempermudah pelayanan kepada pasien RSI PKU Muhammadiyah Tegal.
"Kita tahu bahwa generasi Z ini sekarang mendominasi pengambilan keputusan dirumah tangga. Kalau dulu, generasi X, sekarang Y dan Z. Oleh karena itu, restrukturisasi dan digitalisasi layanan rumah sakit wajib hukumnya, sehingga kita buat website yang baru yang tampilannya energik, milenial dengan dominan yang lebih mengena," ujarnya.
Bukan hanya website, kata dia, layanan di media sosisal seperti WhatsApp, Facebook, Instagram yang saat ini namanya berbeda, kemudian akan disatukan menjadi PKUTegal.
"Nah mulai hari ini, website mulai kita remajakan," terangnya.
Bentuk digitalisasi seperti ini, kata dia, rupanya mendapat apresiasi dari MarkPlus Ic yang dipimpin oleh Hermawan Kertajaya. Dimana, RSI PKU Muhammadiyah mendapat penghargaan sebagai The Most Hospital yang luar biasa memaanfaatkan teknologi digitalisasi di Indonesia.
"Kita dapat penghargaan itu yang saya terima secara pribadi di Universitas Al Azar Jakarta baru-baru ini," ungkapnya.
Selain itu, kata dia, momentum spesial Nuzulul Quran ini, RSI PKU Muhammadiyah Tegal meluncurkan pemberian kartu sehat untuk warga Muhammadiyah.
"Terutama para pengurus, dari mulai pimpinan daerah, pimpinan cabang sampai dengan majelis. Kita berikan kartu sehat supaya kedepan, bagaimana rumah sakit yang didirikan oleh warga Muhammadiyah ini bisa memberikan penghargaan bagi mereka," terangnya.
Ia menyebut, jumlah total diluncurkannya kartu sehat itu sedikitnya 50. Dimana, kartu tersebut adalah tunjangan sehat bagi para pengurus, pimpinan lembaga yang ada di Muhammadiyah.
"Kenapa memakai kartu? Karena ketika mereka sedang ke UGD, bisa teridentifikasi. Tidak semua karyawan kita yang jumlahnya 50 itu kenal dengan pimpinan daerah. Ketika pasien tersebut menunjukan kartu itu, jelas alamat VIP juga bakal muncul," bebernya.***